Rabu, 10 Desember 2025

Analisis SWOT dalam Perumusan Strategi Sekolah


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, institusi pendidikan, termasuk sekolah, dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saingnya. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, tetapi juga sebagai organisasi yang harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam pengelolaan sekolah agar dapat mencapai visi dan misinya secara efektif.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam perumusan strategi sekolah adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Analisis ini membantu sekolah dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Dengan memahami faktor-faktor ini, sekolah dapat merumuskan strategi yang lebih tepat guna dalam meningkatkan kualitas pendidikan, manajemen, serta daya saingnya di tengah perubahan zaman.

Analisis SWOT tidak hanya bermanfaat bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan, tetapi juga bagi seluruh stakeholder sekolah, termasuk guru, siswa, dan komite sekolah. Dengan analisis yang sistematis, sekolah dapat memanfaatkan keunggulan yang dimilikinya, mengatasi kelemahan, mengambil peluang yang ada, serta mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi. Berdasarkan hal tersebut, pembahasan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan analisis SWOT dalam perumusan strategi sekolah. Melalui kajian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para pengelola pendidikan dalam merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan mutu dan keberlanjutan sekolah.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian analisis SWOT?

2.      Apa saja faktor-faktor dalam analisis SWOT?

3.      Bagiamana strategi analisis SWOT dalam perumusan strategi sekolah?

4.      Apa saja manfaat analisis SWOT?

5.      Apa kelebihan dan kekurangan analisis SWOT?

6.      Apa saja contoh-contoh analisis SWOT dalam lembaga pendidikan?

C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui pengertian analisis SWOT.

2.      Untuk mengetahui faktor-faktor dalam analisis SWOT.

3.      Untuk mengetahui strategi analisis SWOT dalam perumusan strategi sekolah.

4.      Untuk mengetahui manfaat analisis SWOT.

5.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan analisis SWOT.

6.      Untuk mengetahui contoh-contoh analisis SWOT dalam lembaga Pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Analisis SWOT

Kata analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai proses pemecahan masalah atau permasalahan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya dan dapat juga diartikan sebagai pengkajian terhadap suatu peristiwa (tindakan, hasil pemikiran dan sebagainya) untuk mengetahui Keadaan yang sebenarnya. Untuk kata SWOT merupakan akronim uraian kata-kata Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threats (tantangan).[1]

Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang terjadi dalam di sebuah perusahaan, organisasi, atau bidang pendidikan.[2] Untuk melakukan analisis, ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan dianalisis. Kekuatan dan kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor internal, sedangkan peluang dan ancaman diidentifikasi sebagai faktor eksternal.[3]

Adapun pengertian Analisis SWOT menurut bebeapa ahli diantaranya yaitu:[4]

1.      Robinson dan Pearce (1997), analisis SWOT merupakan salah satu komponen penting dalam manajemen strategik. Analisis SWOT ini mencakup faktor intern perusahaan. Dimana nantinya akan menghasilkan profil perusahaan sekaligus memahami dan mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan organisasi. Kelemahan dan kekuatan ini kemudian akan dibandingkan dengan ancaman ekstern dan peluang sebagai dasar untuk menghasilkan opsi atau alternatif strategi lain.

2.      Menurut Freddy Rangkuti, Analisis SWOT adalah indifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan trategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (sterngths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

3.      Menurut Sondang P. Siagian, analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat telah diketahui pula secara luas bahwa "SWOT merupakan akronim uantuk kata-kata strenghs (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman).

4.      Menurut Philip Kotler, analisis SWOT diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan ekstemnal perusahaan yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asums sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.

5.      Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).

Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT merupakan alat yang penting dalam manajemen strategik yang digunakan untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal sebauh perusahaan atau dalam pendidikan yaitu sekolah. Analisis ini membantu dalam mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) internal, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) eksternal. Secara keseluruhan, analisis SWOT dianggap sebagai instrumen yang ampuh untuk merancang dan mengembangkan strategi sebuah organisasi, dengan dampak besar jika diterapkan secara tepat. Dan dalam konteks sekolah, melalui analisis SWOT sekolah dapat memahami kondisi internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja dan keberhasilan sekolah tersebut.

B.     Faktor-Faktor dalam Analisis SWOT

Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor yaitu:[5]

1.      Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan merupakan kondisi internal bersifat positif yang dapat memberikan keuntungan kompetitif dalam menghadapi persaingan. Kekuatan juga merupakan sebuah keunggulan atau nilai tambah yang dimiliki lembaga yang dapat berupa segi sumber daya yang dimiliki maupun upaya yang lebih baik dari pesaing. Kekuatan ini kemudian menjadi kunci perbedaan lembaga pendidikan satu dengan lembaga pendidikan yang lainnya (competitor). Kekuatan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan mampu menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat untuk memilih lembaga tersebut.

Faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus yang ada dalam lembaga tersebut, yang memberikan keunggulan komparatif dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya. Hal ini terjadi karena lembaga pendidikan memiliki sumber daya, keterampilan, dan metode pengajaran unggulan yang membedakannya dari pesaing, sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat dengan lebih baik. Keunggulan ini memungkinkan lembaga pendidikan untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar pendidikan yang telah ditentukan.

2.      Kelemahan (Weakness)

Kelemahan merupakan kondisi internal negatif yang dapat merendahkan penilaian terhadap sekolah/madrasah. Kelemahan dapat berupa rendahnya SDM yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang tidak kuat, kepemimpinan yang buruk, dan lain- lain. Dengan kata lain kelemahan adalah kekurangan yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, sehingga lembaga pendidikan tersebut harus tahu bagaimana menentukan kebijakan untuk meminimalisir kelemahan agar menjadi kelebihan dan tidak menjadi penghalang 5 Deradjat Mahadi Sasoko and Imam Mahrudi, “Teknik Analisis SWOT Dalam Sebuah Perencanaan Kegiatan,” Jurnal Studi Interdisipliner Perspektif 22, no. 1 (2022): 8–19. 4 untuk kedepannya. Tujuan dari analisis kelemahan ini tidak lain adalah untuk mengidentifikasi kelemahan dan berupaya agar kelemahan tidak menjadi hambatan yang besar bagi perencanaan yang akan direncanakan.

3.      Peluang (Opportunities)

Peluang adalah kondisi sekarang atau masa depan yang menguntungkan bagi sekolah/madrasah. Peluang merupakan kondisi eksternal yang dapat memberikan peluang-peluang untuk kemajuan lembaga, seperti adanya perubahan hukum menurunnya pesaing, dan meningkatnya jumlah siswa baru. Jika dapat mengidentifikasi peluang-peluang secara tepat, maka akan mendatangkan keuntungan bagi lembaga pendidikan berupa kelangsungan hidup lembaga dan masa depan lembaga secara lebih baik. Analisis peluang diperlukan sebagai bagian dari motivasi untuk meningkatkan kinerja sehingga hasil yang akan diperoleh menjadi lebih optimal.

Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan Analisa internal yang dilakukan di suatu institusi (strength dan weakness) dengan Analisa internal dari competitor lain. Peluang hendaknya dirangking berdasarkan success probability, tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi. Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan:

a.       Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga kecil.

b.      Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.

c.       Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapainya besar.

4.      Ancaman (Threats)

Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan atau lembaga pendidikan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi lembaga dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan jumlah siswa yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar-menawar dari orang tua siswa atau pemasok utama, perubahan teknologi, serta revisi atau pembaharuan peraturan pendidikan, dapat menjadi hambatan bagi keberhasilan sebuah lembaga pendidikan atau sekolah dalam mencapai tujuannya.

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu lembaga pendidikan (internal), sedang peluang dan ancaman merupakan faktor- faktor lingkungan yang dihadapi oleh sekolah (eksternal). Analisis SWOT merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi lembaga untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh sebuah organisasi atau lembaga pendidikan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.[6]

Terdapat penjabaran 2 faktor pokok tersebut yang akan memengaruhi keempat komponen dasar pada analisis SWOT yaitu:[7]

1.      Faktor Internal (Strength dan Weakness)

Faktor internal merupakan strength dan weakness yang datang dari lingkungan internal organisasi atau sekolah. Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin yaitu kekuatan dan kelemahan. Keduanya akan berdampak lebih baik dalam sebuah penelitian ketika kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan. Dengan demikian kekuatan internal yang maksimum jelas akan memberikan hasil penelitian yang jauh lebih baik. Adapun bagian bagian dari faktor internal itu sendiri ialah: Sumber daya yang dimiliki, keuangan atau finansial, kelebihan atau kelemahan internal organisasi atau sekolah, dan pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal).

2.      Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)

Faktor eksternal merupakan opportunity dan threat yang datang dari lingkungan eksternal organisasi atau sekolah. Untuk mengidentifikasi faktor ini, dapat digunakan analisis PEST. Ini merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara langsung terlibat pada apa yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu ancaman dan peluang. Adanya peluang serta ancaman ini tentu saja akan memberikan data yang harus dimasukkan dalam jurnal penelitian sehingga menghasilkan strategi untuk menghadapinya. Beberapa poin yang termasuk pada faktor eksternal ialah: tren, budaya, sosial politik, ideologi, perekonomian, sumber-sumber permodalan, peraturan pemerintah, perkembangan teknologi, peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan lingkungan.

Dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor dalam analisis SWOT, seperti kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, sangat penting untuk membantu sebuah organisasi atau lembaga pendidikan (sekolah) merencanakan strategi. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal, sekolah dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki dan menghadapi tantangan dengan lebih baik. Faktor-faktor ini memberikan wawasan yang jelas bagi lembaga pendidikan atau sebuah organisasi atau perusahaan untuk tumbuh, bersaing, dan mengurangi risiko, sehingga memudahkan pengambilan keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan jangka panjang.

C.    Strategi Analisis SWOT dalam Perumusan Strategi Sekolah

Terdapat 4 strategi dalam analisis SWOT, keempat strategi tersebut di antaranya:[8]

1.      Strategi S-O Bashori

Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal lembaga pendidikan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Misalnya, menggunakan reputasi baik sekolah untuk mengembangkan program pendidikan baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti membuka kelas khusus atau program ekstrakurikuler yang diminati.

2.      Strategi W-O

Strategi ini berfokus pada mengatasi kelemahan internal sekolah untuk memanfaatkan peluang eksternal. Contohnya, jika fasilitas sekolah terbatas, sekolah dapat melakukan kerja sama dengan lembaga lain untuk meningkatkan sarana prasarana atau mengadakan pelatihan bagi tenaga pendidik guna memanfaatkan perkembangan teknologi pendidikan.

3.      Strategi S-T

Strategi ini menggunakan kekuatan internal lembaga pendidikan untuk mengurangi ancaman eksternal. Misalnya, meningkatkan kualitas pengajaran dan layanan pendidikan untuk mengatasi persaingan ketat antar lembaga pendidikan yang semakin berkembang.

4.      Strategi W-T

Strategi ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan internal sekaligus mengurangi ancaman eksternal. Misalnya, jika sebuah sekolah menghadapi ancaman penurunan jumlah siswa dan kelemahan dalam manajemen, sekolah dapat memperbaiki manajemen dan melakukan kerja sama dengan pihak luar untuk bertahan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Dapat disimpulkan, dalam konteks pendidikan terdapat empat strategi dari analisis SWOT yang dapat digunakan: pertama, strategi S-O yang memanfaatkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, seperti mengembangkan program baru. Kedua, strategi W-O yang mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang, seperti meningkatkan fasilitas pendidikan. Ketiga, strategi S-T yang menggunakan kekuatan untuk mengurangi ancaman, seperti meningkatkan kualitas pengajaran. Keempat, strategi W-T yang mengatasi kelemahan untuk bertahan dari ancaman, seperti kerja sama dengan lembaga lain. Keempat strategi ini membantu lembaga pendidikan merumuskan langkah yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan daya saing.

D.    Manfaat Analisis SWOT

Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, Analisa ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Berikut merupakan penjabaran beberapa manfaat menggunakan metode analisis SWOT:[9]

1.      Analisis SWOT dapat membantu melihat suatu persoalan dari empat sisi sekaligus yang menjadi dasar sebuah analisis persolaan, yaitu kekuatan, kelemahan, kesempatan/ peluang, dan ancaman.

2.      Analisis SWOT mampu memberikan hasil berupa analisis yang cukup tajam sehinggga mampu memberikan arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan sekaligus menambah keuntungan b        erdasarkan sisi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman.

3.      Analisis SWOT dapat membantu kita “membedah" organisasi dari empat sisi Yang dapat menjadi dasar dalam proses identifikasinya dan dengan analisis ini kita dapat menemukan sisi-sisi yang terkadang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

4.      Analisis SWOT dapat menjadi instrumen yang cukup ampuh dalam melakukan analisis strategi, sehingga dapat menemukan langkah yang tepat dan terbaik sesuai dengan situasi pada saat itu. 9 5. Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu organisasi meminimalisasi kelemahan yang ada serta menekan munculnya dampak ancaman yang mungkin akan timbul.

E.     Kelebihan dan Kekurangan Analisis SWOT

Kelebihan dan Kekurangan Analisis SWOT Secara umum, ada empat kelebihan analisis SWOT, yaitu sederhana, kolaborasi, fleksibel dan integratif. Analisis SWOT mudah dipahami, partisipatif, dapat digunakan untuk ukuran organisasi sebesar apapun bahkan dapat digunakan untuk diri sendiri. Adanya factor internal dan eksternal dengan sisi positif dan negatifnya juga mengakibatkan instrumen SWOT cukup lengkap dan menyeluruh. Berbagai keunggulan inilah yang menyebabkan analisis SWOT masih relevan untuk digunakan pun usianya sudah sekitar separuh abad. Banyak organisasi dari yang kecil hingga yang besar masih setia menggunakan analisis SWOT.[10]

Namun, analisis SWOT bukan tanpa celah. Celah pertama adalah subjektifitas, data dan kajian mendalam sebenarnya bisa saja diterapkan dalam membuat analisis SWOT, namun kadang justru menyebabkan analisis SWOT menjadi tidak sederhana. Dasar penentuan faktor internal seharusnya bukan “kira-kira”. Dasar penetapan faktor eksternal juga semestinya bukan “kayaknya”. Demikian pula dengan strategi yang dihasilkan, tidak bisa diperoleh hanya dari institusi. Sebisa mungkin analisis harus subjektif dengan data dan fakta akurat.

Celah kedua adalah variabel negatif yang digunakan, yaitu kelemahan dan ancaman yang bisa jadi sebenarnya tidak ada. Tidak ada gelap, yang ada hanyalah kekurangan cahaya. Tidak ada dingin, yang ada cuma kekurangan kalor. Kelemahan juga tidak ada jika kita mampu mengubahnya menjadi kekuatan, Sebagaimana tidak ada ancaman kalau kita dapat memposisikannya sebagai peluang. Bukankah banyak orang hebat yang kekurangannya justru menjadi kekuatannya? Bukankah banyak organisasi besar yang menjadikan potensi ancaman sebagai peluang untuk semakin besar dan kuat? Anehnya, dalam konteks evaluasi orang akan lebih mudah melihat variabel negatif, sementara dalam penetapan strategi orang justru mengacu pada variabel positif dengan agak mengesampingkan variabel negatif. Jadi jangan heran jika kolom strategi yang paling sulit diisi dalam TOWS Matrix adalah strategi WT, padahal kelemahan dan ancamannya mudah di isi.[11]

Jadi dapat disimpulkan, analisis SWOT memiliki kelebihan dalam kesederhanaan, kolaborasi, fleksibilitas, dan integrasi, yang menjadikannya alat yang efektif untuk merumuskan strategi di lembaga pendidikan. Analisis ini memungkinkan lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan cara yang mudah dipahami dan dapat diterapkan di berbagai jenis lembaga pendidikan. Namun, analisis ini juga memiliki kekurangan, seperti subjektivitas dalam penentuan faktor internal dan eksternal yang sering kali didasarkan pada perkiraan, serta kecenderungan untuk lebih fokus pada variabel negatif seperti kelemahan dan ancaman, padahal keduanya bisa diubah menjadi kekuatan dan peluang. Dengan penerapan yang tepat, analisis SWOT dapat membantu lembaga pendidikan merumuskan strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing.

F.     Contoh-Contoh Analisis SWOT dalam Lembaga Pendidikan

Adapun contoh-contoh analisis SWOT dalam lembaga pendidikan yaitu:[12]

1.      Kekuatan (Strengths)

a.       Kurikulum berkualitas, kurikulum yang berkualitas adalah landasan utama dalam penyelenggaraan pendidikan yang efektif. Lembaga pendidikan yang memiliki kurikulum berkualitas dapat memberikan pendidikan yang komprehensif, menggabungkan aspek agama dan pendidikan umum, sehingga siswa mendapatkan pemahaman yang baik tentang agama dan ilmu pengetahuan umum.

b.      Tenaga pendidikan yang kompeten, pendidikan dan pengajaran yang berkualitas sangat penting dalam Islam. Contoh dalam Data empiris mengenai tenaga pendidik yang kompeten di SMAN 1 Bungo sebagai berikut: (1) Kualifikasi guru di SMAN 1 Bungo adalah S1, S2 dan S3, (2) 50% Guru sudah Profesionalitas / bersertifikasi, (3) Penghargaan dan pengakuan dari Guru telah aktif dan banyak berkontribusi sebagai instruktur kurikulum 2013 dan sebagai guru penggerak, pengajar praktik dalam kurikulum merdeka, (4) Partisipasi dan pelatihan guru dalam meningkatkan kompetensi secara berkala selalu dilakukan baik secara daring maupun luring. Realita terkait tenaga pedidikan yang kompeten adalah: (1) Dampak pada kualitas pendidikan, Pendidikan berkualitas sangat bergantung pada kompetensi dan pengalaman guru. Tenaga pendidik yang kompeten cenderung memberikan pengajaran yang lebih baik, memotivasi siswa, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif. (2) Pengaruh terhadap prestasi siswa, Tenaga pendidik yang kompeten dapat berkontribusi pada peningkatan prestasi siswa dalam berbagai mata pelajaran. Hal ini juga dapat tercermin dalam hasil ujian dan penilaian siswa.

c.       Fasilitas yang memadai, fasilitas yang memadai adalah salah satu kekuatan utama lembaga pendidikan. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran. Fasilitas fasilitas tersebut dapat menjadi daya tarik bagi calon siswa dan orangtua, menunjukkan komitmen lembaga terhadap penyediaan pendidikan berkualitas. Analisis SWOT dalam lembaga pendidikan yang berkaitan dengan "Kekuatan (Strengths)" dalam hal fasilitas fisik seperti ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium yang baik dapat dibahas dalam konteks nilai-nilai Islam yang mendorong pendidikan dan fasilitas yang mendukungnya.

2.      Kelemahan (Weaknesses)

a.       Keterbatasan sumber daya keuangan, keterbatasan sumber daya keuangan adalah salah satu kelemahan (weaknesses) yang umum dihadapi oleh banyak lembaga pendidikan. Keterbatasan dana dapat memengaruhi kemampuan lembaga tersebut dalam mengembangkan dan meningkatkan fasilitas serta kurikulum mereka. Beberapa poin penting dalam pembahasan kelemahan ini adalah sebagai berikut: (1) Dampak pada kualitas pendidikan, Keterbatasan sumber daya keuangan dapat berdampak langsung pada kualitas pendidikan yang dapat disediakan oleh lembaga. Kurangnya dana dapat menghambat investasi dalam fasilitas modern, pelatihan guru, atau pengembangan kurikulum yang lebih baik. (2) Tantangan dalam pemenuhan kebutuhan siswa, Keterbatasan sumber daya keuangan juga dapat membuat lembaga kesulitan dalam memenuhi kebutuhan siswa, terutama bagi mereka yang memerlukan bantuan keuangan untuk biaya pendidikan, buku, atau peralatan. (3) Kompetisi dengan lembaga lain, Saat bersaing dengan lembaga pendidikan lain yang memiliki lebih banyak sumber daya keuangan, lembaga dengan keterbatasan dana dapat merasa sulit untuk menarik siswa dan mempertahankan kualitas pendidikan.

b.      Kurangnya teknologi, kurangnya teknologi pendidikan dalam lembaga pendidikan Islam adalah salah satu kelemahan yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan: (1) Kurangnya akses ke literature dan materi pendidikan, Kurangnya teknologi pendidikan dapat menghambat akses siswa dan pendidik ke literatur, materi, dan sumber daya pendidikan modern. Hal ini dapat membatasi eksplorasi dan pembelajaran yang lebih luas. (2) Pembaruan kurikulum dan pembelajaran berbasis teknologi. Kurikulum dan pembelajaran 13 berbasis teknologi yang relevan dapat membantu lembaga pendidikan mengatasi kelemahan dalam penerapan teknologi.

c.       Kurangnya dukungan dari komunitas, kurangnya dukungan dari komunitas atau pemerintah setempat adalah salah satu kelemahan yang dapat mempengaruhi lembaga pendidikan. Pentingnya dukungan dari komunitas dalam konteks pendidikan yaitu: (1) Peran kepala sekolah dalam membangun dukungan komunitas dan hubungan yang positif dengan berbagai pemangku kepentingan dalam pendidikan. (2) Pentingnya keterlibatan orangtua dan komunitas dalam pendidikan.

3.      Peluang (Oppottunities)

a.       Peningkatan permintaan pendidikan, peningkatan permintaan akan pendidikan merupakan peluang signifikan bagi lembaga-lembaga ini. Permintaan yang meningkat dapat mencakup peningkatan jumlah siswa yang ingin mendaftar, permintaan kurikulum yang lebih luas, atau minat yang meningkat dalam pendidikan Islam. Peningkatan ini dapat membantu lembaga-lembaga ini untuk tumbuh dan berkembang.

b.      Pengembangan kurikulum berbasis teknologi, pengembangan kurikulum berbasis teknologi mencakup penggunaan perangkat lunak, aplikasi, dan platform digital dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hal ini dapat membuka pintu bagi peningkatan efisiensi dan kualitas pengajaran dengan memungkinkan pendidik untuk memberikan materi dengan cara yang lebih interaktif, menarik, dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Teknologi pendidikan juga dapat memfasilitasi pemantauan kemajuan siswa dan memberikan akses ke beragam sumber daya pendidikan secara daring.

c.       Kemitraan dengan industri, kemitraan dengan industri adalah peluang yang dapat memberikan banyak manfaat bagi lembaga pendidikan. Melalui kemitraan ini, lembaga-lembaga tersebut dapat 14 menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan dan organisasi di sektor industri terkait.

4.      Ancaman (Threats)

a.       Persaingan yang ketat, persaingan yang ketat antara lembaga pendidikan dapat menjadi ancaman, terutama jika lembaga ini kurang inovatif dan tidak mampu menarik siswa atau menjaga siswa yang ada. Persaingan ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah siswa, penurunan pendapatan, dan penurunan reputasi lembaga.

b.      Perubahan kebijakan pemerintah, perubahan kebijakan pemerintah dalam pendidikan dapat mencakup perubahan dalam kurikulum, persyaratan akreditasi, pendanaan, atau aturan administratif lainnya. Ancaman ini dapat mempengaruhi lembaga pendidikan dalam beberapa cara, termasuk: (1) Pendanaan terbatas, Perubahan dalam pendanaan pemerintah dapat membatasi sumber daya yang tersedia untuk lembaga pendidikan, mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyediakan fasilitas dan layanan yang memadai. (2) Perubahan kurikulum, Jika ada perubahan dalam kurikulum yang mempengaruhi pendidikan agama atau mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah, lembaga perlu menyesuaikan program pendidikan (3) Pengakuan dan akreditasi. Perubahan dalam persyaratan akreditasi dapat memengaruhi status akreditasi lembaga, yang dapat mempengaruhi citra dan daya tarik lembaga tersebut. c. Perubahan sosial dan budaya, perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat dapat mencakup perubahan dalam nilai-nilai, keyakinan, norma, dan preferensi yang dapat memengaruhi minat dan pandangan terhadap pendidikan. Ancaman ini dapat mencakup: (1) Pergeseran nilai, Jika masyarakat mengalami perubahan dalam nilai nilai tradisional, minat terhadap pendidikan mungkin menurun. (2) Pergeseran preferensi pendidikan, Jika masyarakat lebih tertarik pada pendidikan sekuler atau non-agama, lembaga pendidikan dapat menghadapi penurunan jumlah siswa (3) Perubahan dalam pola 15 migrasi, Migrasi masyarakat dari wilayah perkotaan ke pedesaan atau sebaliknya dapat memengaruhi permintaan terhadap jenis Pendidikan.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dapat disimpulkan Analisis SWOT merupakan alat penting dalam manajemen strategik yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan atau lembaga pendidikan. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi faktor internal (strengths dan weaknesses) dan faktor eksternal (opportunities dan threats). Terdapat empat strategi utama dalam analisis SWOT, yaitu strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T, yang membantu lembaga dalam merumuskan langkah efektif untuk meningkatkan kualitas dan daya saing. Meskipun SWOT memiliki keunggulan seperti kesederhanaan, fleksibilitas, kolaborasi, dan kemudahan integrasi, analisis ini juga memiliki kekurangan, seperti adanya subjektivitas dalam penentuan faktor dan kecenderungan terlalu fokus pada aspek negatif. Meski begitu, SWOT tetap menjadi metode yang efektif untuk mengembangkan strategi organisasi atau lembaga Pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Benzaghta, Mostafa Ali, and Abdulaziz Elwalda. “SWOT Analysis Applications: An Integrative Literature Review.” Journal of Global Business Insights 6, no. 1 (2021): 54–72.

Fajar, Nur’aini. Teknik Analisis SWOT Pedoman Menyusun Strategi Yang Efektif & Efisien Serta Cara Mengeola Kekuatan Dan Ancaman. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia, 2020.

Hadi, Abdul. “Konsep Analisis Swot Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Madrasah.” Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran 14, no. 1 (2013).

Kurniawati, Rizky, and Novi Marlena. “Analisis SWOT Sebagai Dasar Perencanaan Strategi Pemasaran Pada Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar.” Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia 6, no. 2 (2020): 191–203.

Mashuri, Mashuri, and Dwi Nurjannah. “Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing.” JPS (Jurnal Perbankan Syariah) 1, no. 1 (2020): 97–112.

Mugirotin, Mugirotin, Yuliana Yuliana, Diah Astuty, Santian Datulayuk, and Widyatmike Gede Mulawarman. “Implementasi Model Analisis SWOT Pada Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Samarinda.” Jurnal Ilmu Manajemen Dan Pendidikan 2, no. 1 (2022): 15–22.

Ngalifatul, Hikmah. Analisis SWOT Pondok Pesantren Roudlotussholihin Purwosari Lampung Tengah. Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2022.

Putri, Denyka Arinda, Stephanie Ceicillia, Garfianka Annur Rizky, and Siti Ning Farida. “Implementasi Analisis Swot (Strength, Weakness, Opportunities, And Threat) Dalam Strategi Pemasaran Produk Pada PT Adib Global Food Supplies Surabaya.” Jurnal Bisnis Indonesia 13, no. 1 (2022).

Sitti, Maklassa and Nurbaya. Manajemen Strategi. Makassar: PT. Nas Media Indonesia, 2023.

Sudur, Sudur, Maisah Maisah, Lukman Hakim, Husin Husin, and Asrulla Asrulla. “Analisis SWOT Dan Pemetaan Strategi Lembaga Pendidikan Agama Islam.” Innovative: Journal Of Social Science Research 4, no. 3 (2024): 16233–51.

Wahid, Bashori. Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Otomatisasi Dan Data Kelola Perkantoran. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2021.

Wiswasta, Igna, Igna Agung, and Made Tamba. Analisis SWOT. Denpasar: Universitas Mahasaraswati Press, 2018.

 

 



[1] Igna Wiswasta, Igna Agung, and Made Tamba, Analisis SWOT (Denpasar: Universitas Mahasaraswati Press, 2018), 67.

[2] Mostafa Ali Benzaghta and Abdulaziz Elwalda, “SWOT Analysis Applications: An Integrative Literature Review,” Journal of Global Business Insights 6, no. 1 (2021): 54–72.

[3] Maklassa and Nurbaya Sitti, Manajemen Strategi (Makassar: PT. Nas Media Indonesia, 2023), 239.

[4] Denyka Arinda Putri et al., “Implementasi Analisis Swot (Strength, Weakness, Opportunities, And Threat) Dalam Strategi Pemasaran Produk Pada PT Adib Global Food Supplies Surabaya,” Jurnal Bisnis Indonesia 13, no. 1 (2022).

[5] Abdul Hadi, “Konsep Analisis Swot Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Madrasah,” Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran 14, no. 1 (2013).

[6] Mugirotin Mugirotin et al., “Implementasi Model Analisis SWOT Pada Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Samarinda,” Jurnal Ilmu Manajemen Dan Pendidikan 2, no. 1 (2022): 15–22.

[7] Bashori Wahid, Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Otomatisasi Dan Data Kelola Perkantoran (Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2021), 328.

[8] Rizky Kurniawati and Novi Marlena, “Analisis SWOT Sebagai Dasar Perencanaan Strategi Pemasaran Pada Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar,” Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia 6, no. 2 (2020): 191–203.

[9] Nur’aini Fajar, Teknik Analisis SWOT Pedoman Menyusun Strategi Yang Efektif & Efisien Serta Cara Mengeola Kekuatan Dan Ancaman (Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia, 2020), 173.

[10] Mashuri Mashuri and Dwi Nurjannah, “Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing,” JPS (Jurnal Perbankan Syariah) 1, no. 1 (2020): 97–112.

[11] Hikmah Ngalifatul, Analisis SWOT Pondok Pesantren Roudlotussholihin Purwosari Lampung Tengah (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2022), 67.

[12] Sudur Sudur et al., “Analisis SWOT Dan Pemetaan Strategi Lembaga Pendidikan Agama Islam,” Innovative: Journal Of Social Science Research 4, no. 3 (2024): 16233–51.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar