BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin
ketat, institusi pendidikan, termasuk sekolah, dituntut untuk terus
meningkatkan kualitas dan daya saingnya. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan, tetapi juga sebagai organisasi yang harus
mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik internal maupun eksternal.
Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dalam pengelolaan sekolah agar
dapat mencapai visi dan misinya secara efektif.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam
perumusan strategi sekolah adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats). Analisis ini membantu sekolah dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal. Dengan memahami faktor-faktor ini, sekolah dapat
merumuskan strategi yang lebih tepat guna dalam meningkatkan kualitas
pendidikan, manajemen, serta daya saingnya di tengah perubahan zaman.
Analisis SWOT tidak hanya bermanfaat bagi kepala
sekolah dalam pengambilan keputusan, tetapi juga bagi seluruh stakeholder
sekolah, termasuk guru, siswa, dan komite sekolah. Dengan analisis yang
sistematis, sekolah dapat memanfaatkan keunggulan yang dimilikinya, mengatasi
kelemahan, mengambil peluang yang ada, serta mengantisipasi ancaman yang
mungkin terjadi. Berdasarkan hal tersebut, pembahasan ini bertujuan untuk
menganalisis penerapan analisis SWOT dalam perumusan strategi sekolah. Melalui
kajian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para pengelola pendidikan
dalam merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan mutu dan keberlanjutan
sekolah.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian analisis SWOT?
2. Apa
saja faktor-faktor dalam analisis SWOT?
3. Bagiamana
strategi analisis SWOT dalam perumusan strategi sekolah?
4. Apa
saja manfaat analisis SWOT?
5. Apa
kelebihan dan kekurangan analisis SWOT?
6. Apa
saja contoh-contoh analisis SWOT dalam lembaga pendidikan?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian analisis SWOT.
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor dalam analisis SWOT.
3. Untuk
mengetahui strategi analisis SWOT dalam perumusan strategi sekolah.
4. Untuk
mengetahui manfaat analisis SWOT.
5. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan analisis SWOT.
6. Untuk mengetahui contoh-contoh analisis SWOT dalam lembaga Pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis SWOT
Kata analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
diartikan sebagai proses pemecahan masalah atau permasalahan yang dimulai dengan
dugaan akan kebenarannya dan dapat juga diartikan sebagai pengkajian terhadap
suatu peristiwa (tindakan, hasil pemikiran dan sebagainya) untuk mengetahui
Keadaan yang sebenarnya. Untuk kata SWOT merupakan akronim uraian kata-kata Strenghts
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threats
(tantangan).[1]
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat)
yang terjadi dalam di sebuah perusahaan, organisasi, atau bidang pendidikan.[2] Untuk melakukan analisis,
ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan dianalisis.
Kekuatan dan kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor internal, sedangkan
peluang dan ancaman diidentifikasi sebagai faktor eksternal.[3]
Adapun pengertian Analisis SWOT menurut bebeapa ahli
diantaranya yaitu:[4]
1. Robinson
dan Pearce (1997), analisis SWOT merupakan salah satu komponen penting dalam
manajemen strategik. Analisis SWOT ini mencakup faktor intern perusahaan.
Dimana nantinya akan menghasilkan profil perusahaan sekaligus memahami dan
mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan organisasi. Kelemahan dan kekuatan
ini kemudian akan dibandingkan dengan ancaman ekstern dan peluang sebagai dasar
untuk menghasilkan opsi atau alternatif strategi lain.
2. Menurut
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT adalah indifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan trategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (sterngths) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats).
3. Menurut
Sondang P. Siagian, analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang
ampuh apabila digunakan dengan tepat telah diketahui pula secara luas bahwa
"SWOT merupakan akronim uantuk kata-kata strenghs (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman).
4. Menurut
Philip Kotler, analisis SWOT diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT merupakan salah satu
instrumen analisis lingkungan internal dan ekstemnal perusahaan yang dikenal
luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif
akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asums
sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu strategi yang
berhasil.
5. Menurut
Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan
informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan
internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan
ancaman).
Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa analisis SWOT merupakan alat yang penting dalam manajemen
strategik yang digunakan untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal
sebauh perusahaan atau dalam pendidikan yaitu sekolah. Analisis ini membantu
dalam mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
internal, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) eksternal. Secara
keseluruhan, analisis SWOT dianggap sebagai instrumen yang ampuh untuk merancang
dan mengembangkan strategi sebuah organisasi, dengan dampak besar jika
diterapkan secara tepat. Dan dalam konteks sekolah, melalui analisis SWOT
sekolah dapat memahami kondisi internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
kinerja dan keberhasilan sekolah tersebut.
B. Faktor-Faktor
dalam Analisis SWOT
Analisis
SWOT terdiri dari 4 faktor yaitu:[5]
1. Kekuatan
(Strenghts)
Kekuatan
merupakan kondisi internal bersifat positif yang dapat memberikan keuntungan
kompetitif dalam menghadapi persaingan. Kekuatan juga merupakan sebuah
keunggulan atau nilai tambah yang dimiliki lembaga yang dapat berupa segi
sumber daya yang dimiliki maupun upaya yang lebih baik dari pesaing. Kekuatan
ini kemudian menjadi kunci perbedaan lembaga pendidikan satu dengan lembaga
pendidikan yang lainnya (competitor). Kekuatan menjadi daya tarik
tersendiri bagi masyarakat dan mampu menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat
untuk memilih lembaga tersebut.
Faktor-faktor
kekuatan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus yang
ada dalam lembaga tersebut, yang memberikan keunggulan komparatif dibandingkan
dengan lembaga pendidikan lainnya. Hal ini terjadi karena lembaga pendidikan
memiliki sumber daya, keterampilan, dan metode pengajaran unggulan yang
membedakannya dari pesaing, sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa dan
masyarakat dengan lebih baik. Keunggulan ini memungkinkan lembaga pendidikan
untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih berkualitas dan relevan dengan
kebutuhan pasar pendidikan yang telah ditentukan.
2. Kelemahan
(Weakness)
Kelemahan
merupakan kondisi internal negatif yang dapat merendahkan penilaian terhadap
sekolah/madrasah. Kelemahan dapat berupa rendahnya SDM yang dimiliki, produk
yang tidak berkualitas, image yang tidak kuat, kepemimpinan yang buruk, dan
lain- lain. Dengan kata lain kelemahan adalah kekurangan yang dimiliki oleh
suatu lembaga pendidikan, sehingga lembaga pendidikan tersebut harus tahu
bagaimana menentukan kebijakan untuk meminimalisir kelemahan agar menjadi
kelebihan dan tidak menjadi penghalang 5 Deradjat Mahadi Sasoko and Imam
Mahrudi, “Teknik Analisis SWOT Dalam Sebuah Perencanaan Kegiatan,” Jurnal Studi
Interdisipliner Perspektif 22, no. 1 (2022): 8–19. 4 untuk kedepannya. Tujuan
dari analisis kelemahan ini tidak lain adalah untuk mengidentifikasi kelemahan
dan berupaya agar kelemahan tidak menjadi hambatan yang besar bagi perencanaan
yang akan direncanakan.
3. Peluang
(Opportunities)
Peluang
adalah kondisi sekarang atau masa depan yang menguntungkan bagi
sekolah/madrasah. Peluang merupakan kondisi eksternal yang dapat memberikan
peluang-peluang untuk kemajuan lembaga, seperti adanya perubahan hukum
menurunnya pesaing, dan meningkatnya jumlah siswa baru. Jika dapat
mengidentifikasi peluang-peluang secara tepat, maka akan mendatangkan
keuntungan bagi lembaga pendidikan berupa kelangsungan hidup lembaga dan masa
depan lembaga secara lebih baik. Analisis peluang diperlukan sebagai bagian dari
motivasi untuk meningkatkan kinerja sehingga hasil yang akan diperoleh menjadi
lebih optimal.
Peluang
adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan Analisa internal yang
dilakukan di suatu institusi (strength dan weakness) dengan
Analisa internal dari competitor lain. Peluang hendaknya dirangking
berdasarkan success probability, tidak semua peluang harus dicapai dalam
target dan strategi institusi. Peluang dapat dikategorikan dalam tiga
tingkatan:
a. Low,
jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya juga
kecil.
b. Moderate,
jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang pencapaian kecil
atau sebaliknya.
c. Best,
jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapainya
besar.
4. Ancaman
(Threats)
Ancaman merupakan situasi utama yang
tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan atau lembaga pendidikan.
Ancaman merupakan penghalang utama bagi lembaga dalam mencapai posisi saat ini
atau yang diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan jumlah siswa yang
lamban, meningkatnya kekuatan tawar-menawar dari orang tua siswa atau pemasok
utama, perubahan teknologi, serta revisi atau pembaharuan peraturan pendidikan,
dapat menjadi hambatan bagi keberhasilan sebuah lembaga pendidikan atau sekolah
dalam mencapai tujuannya.
Faktor
kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu lembaga pendidikan (internal),
sedang peluang dan ancaman merupakan faktor- faktor lingkungan yang dihadapi
oleh sekolah (eksternal). Analisis SWOT merupakan instrumen yang ampuh dalam
melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para
penentu strategi lembaga untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan
pemanfaatan peluang sehingga berperan sebagai alat untuk meminimalisasi
kelemahan yang terdapat dalam tubuh sebuah organisasi atau lembaga pendidikan
dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.[6]
Terdapat
penjabaran 2 faktor pokok tersebut yang akan memengaruhi keempat komponen dasar
pada analisis SWOT yaitu:[7]
1. Faktor
Internal (Strength dan Weakness)
Faktor internal merupakan strength
dan weakness yang datang dari lingkungan internal organisasi atau sekolah.
Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin
yaitu kekuatan dan kelemahan. Keduanya akan berdampak lebih baik dalam sebuah
penelitian ketika kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan. Dengan demikian
kekuatan internal yang maksimum jelas akan memberikan hasil penelitian yang
jauh lebih baik. Adapun bagian bagian dari faktor internal itu sendiri ialah:
Sumber daya yang dimiliki, keuangan atau finansial, kelebihan atau kelemahan
internal organisasi atau sekolah, dan pengalaman-pengalaman organisasi
sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal).
2. Faktor
Eksternal (Opportunities dan Threats)
Faktor eksternal merupakan
opportunity dan threat yang datang dari lingkungan eksternal organisasi atau
sekolah. Untuk mengidentifikasi faktor ini, dapat digunakan analisis PEST. Ini
merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara langsung
terlibat pada apa yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu ancaman
dan peluang. Adanya peluang serta ancaman ini tentu saja akan memberikan data
yang harus dimasukkan dalam jurnal penelitian sehingga menghasilkan strategi
untuk menghadapinya. Beberapa poin yang termasuk pada faktor eksternal ialah:
tren, budaya, sosial politik, ideologi, perekonomian, sumber-sumber permodalan,
peraturan pemerintah, perkembangan teknologi, peristiwa-peristiwa yang terjadi,
dan lingkungan.
Dapat
disimpulkan, bahwa faktor-faktor dalam analisis SWOT, seperti kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman, sangat penting untuk membantu sebuah
organisasi atau lembaga pendidikan (sekolah) merencanakan strategi. Dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman
eksternal, sekolah dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki dan menghadapi
tantangan dengan lebih baik. Faktor-faktor ini memberikan wawasan yang jelas
bagi lembaga pendidikan atau sebuah organisasi atau perusahaan untuk tumbuh,
bersaing, dan mengurangi risiko, sehingga memudahkan pengambilan keputusan yang
tepat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
C. Strategi
Analisis SWOT dalam Perumusan Strategi Sekolah
Terdapat
4 strategi dalam analisis SWOT, keempat strategi tersebut di antaranya:[8]
1. Strategi
S-O Bashori
Strategi ini memanfaatkan kekuatan internal lembaga
pendidikan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Misalnya, menggunakan reputasi
baik sekolah untuk mengembangkan program pendidikan baru yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, seperti membuka kelas khusus atau program ekstrakurikuler
yang diminati.
2. Strategi
W-O
Strategi ini berfokus pada mengatasi kelemahan
internal sekolah untuk memanfaatkan peluang eksternal. Contohnya, jika
fasilitas sekolah terbatas, sekolah dapat melakukan kerja sama dengan lembaga
lain untuk meningkatkan sarana prasarana atau mengadakan pelatihan bagi tenaga
pendidik guna memanfaatkan perkembangan teknologi pendidikan.
3. Strategi
S-T
Strategi ini menggunakan kekuatan internal lembaga
pendidikan untuk mengurangi ancaman eksternal. Misalnya, meningkatkan kualitas
pengajaran dan layanan pendidikan untuk mengatasi persaingan ketat antar
lembaga pendidikan yang semakin berkembang.
4. Strategi
W-T
Strategi ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan
internal sekaligus mengurangi ancaman eksternal. Misalnya, jika sebuah sekolah
menghadapi ancaman penurunan jumlah siswa dan kelemahan dalam manajemen,
sekolah dapat memperbaiki manajemen dan melakukan kerja sama dengan pihak luar
untuk bertahan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dapat
disimpulkan, dalam konteks pendidikan terdapat empat strategi dari analisis
SWOT yang dapat digunakan: pertama, strategi S-O yang memanfaatkan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang, seperti mengembangkan program baru. Kedua, strategi
W-O yang mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang, seperti meningkatkan
fasilitas pendidikan. Ketiga, strategi S-T yang menggunakan kekuatan untuk
mengurangi ancaman, seperti meningkatkan kualitas pengajaran. Keempat, strategi
W-T yang mengatasi kelemahan untuk bertahan dari ancaman, seperti kerja sama
dengan lembaga lain. Keempat strategi ini membantu lembaga pendidikan
merumuskan langkah yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan daya saing.
D. Manfaat
Analisis SWOT
Metode
analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang
bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 sisi
yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi
untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang
yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika
digunakan dengan benar, Analisa ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang
terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Berikut merupakan penjabaran
beberapa manfaat menggunakan metode analisis SWOT:[9]
1. Analisis
SWOT dapat membantu melihat suatu persoalan dari empat sisi sekaligus yang
menjadi dasar sebuah analisis persolaan, yaitu kekuatan, kelemahan, kesempatan/
peluang, dan ancaman.
2. Analisis
SWOT mampu memberikan hasil berupa analisis yang cukup tajam sehinggga mampu
memberikan arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan sekaligus
menambah keuntungan b erdasarkan
sisi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari
ancaman.
3. Analisis
SWOT dapat membantu kita “membedah" organisasi dari empat sisi Yang dapat
menjadi dasar dalam proses identifikasinya dan dengan analisis ini kita dapat
menemukan sisi-sisi yang terkadang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
4. Analisis
SWOT dapat menjadi instrumen yang cukup ampuh dalam melakukan analisis
strategi, sehingga dapat menemukan langkah yang tepat dan terbaik sesuai dengan
situasi pada saat itu. 9 5. Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu
organisasi meminimalisasi kelemahan yang ada serta menekan munculnya dampak
ancaman yang mungkin akan timbul.
E. Kelebihan
dan Kekurangan Analisis SWOT
Kelebihan
dan Kekurangan Analisis SWOT Secara umum, ada empat kelebihan analisis SWOT,
yaitu sederhana, kolaborasi, fleksibel dan integratif. Analisis SWOT mudah
dipahami, partisipatif, dapat digunakan untuk ukuran organisasi sebesar apapun
bahkan dapat digunakan untuk diri sendiri. Adanya factor internal dan eksternal
dengan sisi positif dan negatifnya juga mengakibatkan instrumen SWOT cukup
lengkap dan menyeluruh. Berbagai keunggulan inilah yang menyebabkan analisis
SWOT masih relevan untuk digunakan pun usianya sudah sekitar separuh abad.
Banyak organisasi dari yang kecil hingga yang besar masih setia menggunakan
analisis SWOT.[10]
Namun,
analisis SWOT bukan tanpa celah. Celah pertama adalah subjektifitas, data dan
kajian mendalam sebenarnya bisa saja diterapkan dalam membuat analisis SWOT,
namun kadang justru menyebabkan analisis SWOT menjadi tidak sederhana. Dasar
penentuan faktor internal seharusnya bukan “kira-kira”. Dasar penetapan faktor
eksternal juga semestinya bukan “kayaknya”. Demikian pula dengan strategi yang
dihasilkan, tidak bisa diperoleh hanya dari institusi. Sebisa mungkin analisis
harus subjektif dengan data dan fakta akurat.
Celah
kedua adalah variabel negatif yang digunakan, yaitu kelemahan dan ancaman yang
bisa jadi sebenarnya tidak ada. Tidak ada gelap, yang ada hanyalah kekurangan
cahaya. Tidak ada dingin, yang ada cuma kekurangan kalor. Kelemahan juga tidak
ada jika kita mampu mengubahnya menjadi kekuatan, Sebagaimana tidak ada ancaman
kalau kita dapat memposisikannya sebagai peluang. Bukankah banyak orang hebat
yang kekurangannya justru menjadi kekuatannya? Bukankah banyak organisasi besar
yang menjadikan potensi ancaman sebagai peluang untuk semakin besar dan kuat?
Anehnya, dalam konteks evaluasi orang akan lebih mudah melihat variabel
negatif, sementara dalam penetapan strategi orang justru mengacu pada variabel
positif dengan agak mengesampingkan variabel negatif. Jadi jangan heran jika
kolom strategi yang paling sulit diisi dalam TOWS Matrix adalah strategi WT,
padahal kelemahan dan ancamannya mudah di isi.[11]
Jadi
dapat disimpulkan, analisis SWOT memiliki kelebihan dalam kesederhanaan,
kolaborasi, fleksibilitas, dan integrasi, yang menjadikannya alat yang efektif
untuk merumuskan strategi di lembaga pendidikan. Analisis ini memungkinkan
lembaga pendidikan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dengan cara yang mudah dipahami dan dapat diterapkan di berbagai jenis
lembaga pendidikan. Namun, analisis ini juga memiliki kekurangan, seperti
subjektivitas dalam penentuan faktor internal dan eksternal yang sering kali
didasarkan pada perkiraan, serta kecenderungan untuk lebih fokus pada variabel
negatif seperti kelemahan dan ancaman, padahal keduanya bisa diubah menjadi
kekuatan dan peluang. Dengan penerapan yang tepat, analisis SWOT dapat membantu
lembaga pendidikan merumuskan strategi yang efektif untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan daya saing.
F. Contoh-Contoh
Analisis SWOT dalam Lembaga Pendidikan
Adapun
contoh-contoh analisis SWOT dalam lembaga pendidikan yaitu:[12]
1. Kekuatan
(Strengths)
a. Kurikulum
berkualitas, kurikulum yang berkualitas adalah landasan utama dalam
penyelenggaraan pendidikan yang efektif. Lembaga pendidikan yang memiliki
kurikulum berkualitas dapat memberikan pendidikan yang komprehensif,
menggabungkan aspek agama dan pendidikan umum, sehingga siswa mendapatkan
pemahaman yang baik tentang agama dan ilmu pengetahuan umum.
b. Tenaga
pendidikan yang kompeten, pendidikan dan pengajaran yang berkualitas sangat
penting dalam Islam. Contoh dalam Data empiris mengenai tenaga pendidik yang
kompeten di SMAN 1 Bungo sebagai berikut: (1) Kualifikasi guru di SMAN 1 Bungo
adalah S1, S2 dan S3, (2) 50% Guru sudah Profesionalitas / bersertifikasi, (3)
Penghargaan dan pengakuan dari Guru telah aktif dan banyak berkontribusi
sebagai instruktur kurikulum 2013 dan sebagai guru penggerak, pengajar praktik
dalam kurikulum merdeka, (4) Partisipasi dan pelatihan guru dalam meningkatkan
kompetensi secara berkala selalu dilakukan baik secara daring maupun luring.
Realita terkait tenaga pedidikan yang kompeten adalah: (1) Dampak pada kualitas
pendidikan, Pendidikan berkualitas sangat bergantung pada kompetensi dan
pengalaman guru. Tenaga pendidik yang kompeten cenderung memberikan pengajaran
yang lebih baik, memotivasi siswa, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang
positif. (2) Pengaruh terhadap prestasi siswa, Tenaga pendidik yang kompeten
dapat berkontribusi pada peningkatan prestasi siswa dalam berbagai mata
pelajaran. Hal ini juga dapat tercermin dalam hasil ujian dan penilaian siswa.
c. Fasilitas
yang memadai, fasilitas yang memadai adalah salah satu kekuatan utama lembaga
pendidikan. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran.
Fasilitas fasilitas tersebut dapat menjadi daya tarik bagi calon siswa dan
orangtua, menunjukkan komitmen lembaga terhadap penyediaan pendidikan
berkualitas. Analisis SWOT dalam lembaga pendidikan yang berkaitan dengan
"Kekuatan (Strengths)" dalam hal fasilitas fisik seperti ruang
kelas, perpustakaan, dan laboratorium yang baik dapat dibahas dalam konteks
nilai-nilai Islam yang mendorong pendidikan dan fasilitas yang mendukungnya.
2. Kelemahan
(Weaknesses)
a. Keterbatasan
sumber daya keuangan, keterbatasan sumber daya keuangan adalah salah satu
kelemahan (weaknesses) yang umum dihadapi oleh banyak lembaga
pendidikan. Keterbatasan dana dapat memengaruhi kemampuan lembaga tersebut
dalam mengembangkan dan meningkatkan fasilitas serta kurikulum mereka. Beberapa
poin penting dalam pembahasan kelemahan ini adalah sebagai berikut: (1) Dampak
pada kualitas pendidikan, Keterbatasan sumber daya keuangan dapat berdampak
langsung pada kualitas pendidikan yang dapat disediakan oleh lembaga. Kurangnya
dana dapat menghambat investasi dalam fasilitas modern, pelatihan guru, atau pengembangan
kurikulum yang lebih baik. (2) Tantangan dalam pemenuhan kebutuhan siswa,
Keterbatasan sumber daya keuangan juga dapat membuat lembaga kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan siswa, terutama bagi mereka yang memerlukan bantuan keuangan
untuk biaya pendidikan, buku, atau peralatan. (3) Kompetisi dengan lembaga
lain, Saat bersaing dengan lembaga pendidikan lain yang memiliki lebih banyak
sumber daya keuangan, lembaga dengan keterbatasan dana dapat merasa sulit untuk
menarik siswa dan mempertahankan kualitas pendidikan.
b. Kurangnya
teknologi, kurangnya teknologi pendidikan dalam lembaga pendidikan Islam adalah
salah satu kelemahan yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan: (1) Kurangnya
akses ke literature dan materi pendidikan, Kurangnya teknologi pendidikan dapat
menghambat akses siswa dan pendidik ke literatur, materi, dan sumber daya
pendidikan modern. Hal ini dapat membatasi eksplorasi dan pembelajaran yang
lebih luas. (2) Pembaruan kurikulum dan pembelajaran berbasis teknologi.
Kurikulum dan pembelajaran 13 berbasis teknologi yang relevan dapat membantu
lembaga pendidikan mengatasi kelemahan dalam penerapan teknologi.
c. Kurangnya
dukungan dari komunitas, kurangnya dukungan dari komunitas atau pemerintah
setempat adalah salah satu kelemahan yang dapat mempengaruhi lembaga
pendidikan. Pentingnya dukungan dari komunitas dalam konteks pendidikan yaitu:
(1) Peran kepala sekolah dalam membangun dukungan komunitas dan hubungan yang
positif dengan berbagai pemangku kepentingan dalam pendidikan. (2) Pentingnya
keterlibatan orangtua dan komunitas dalam pendidikan.
3. Peluang
(Oppottunities)
a. Peningkatan
permintaan pendidikan, peningkatan permintaan akan pendidikan merupakan peluang
signifikan bagi lembaga-lembaga ini. Permintaan yang meningkat dapat mencakup
peningkatan jumlah siswa yang ingin mendaftar, permintaan kurikulum yang lebih
luas, atau minat yang meningkat dalam pendidikan Islam. Peningkatan ini dapat
membantu lembaga-lembaga ini untuk tumbuh dan berkembang.
b. Pengembangan
kurikulum berbasis teknologi, pengembangan kurikulum berbasis teknologi
mencakup penggunaan perangkat lunak, aplikasi, dan platform digital dalam
proses pengajaran dan pembelajaran. Hal ini dapat membuka pintu bagi
peningkatan efisiensi dan kualitas pengajaran dengan memungkinkan pendidik
untuk memberikan materi dengan cara yang lebih interaktif, menarik, dan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Teknologi pendidikan juga dapat
memfasilitasi pemantauan kemajuan siswa dan memberikan akses ke beragam sumber
daya pendidikan secara daring.
c. Kemitraan
dengan industri, kemitraan dengan industri adalah peluang yang dapat memberikan
banyak manfaat bagi lembaga pendidikan. Melalui kemitraan ini, lembaga-lembaga
tersebut dapat 14 menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan dan organisasi
di sektor industri terkait.
4. Ancaman
(Threats)
a. Persaingan
yang ketat, persaingan yang ketat antara lembaga pendidikan dapat menjadi
ancaman, terutama jika lembaga ini kurang inovatif dan tidak mampu menarik
siswa atau menjaga siswa yang ada. Persaingan ini dapat mengakibatkan penurunan
jumlah siswa, penurunan pendapatan, dan penurunan reputasi lembaga.
b. Perubahan
kebijakan pemerintah, perubahan kebijakan pemerintah dalam pendidikan dapat
mencakup perubahan dalam kurikulum, persyaratan akreditasi, pendanaan, atau
aturan administratif lainnya. Ancaman ini dapat mempengaruhi lembaga pendidikan
dalam beberapa cara, termasuk: (1) Pendanaan terbatas, Perubahan dalam
pendanaan pemerintah dapat membatasi sumber daya yang tersedia untuk lembaga
pendidikan, mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyediakan fasilitas dan
layanan yang memadai. (2) Perubahan kurikulum, Jika ada perubahan dalam
kurikulum yang mempengaruhi pendidikan agama atau mata pelajaran yang diajarkan
di Sekolah, lembaga perlu menyesuaikan program pendidikan (3) Pengakuan dan
akreditasi. Perubahan dalam persyaratan akreditasi dapat memengaruhi status
akreditasi lembaga, yang dapat mempengaruhi citra dan daya tarik lembaga
tersebut. c. Perubahan sosial dan budaya, perubahan sosial dan budaya dalam
masyarakat dapat mencakup perubahan dalam nilai-nilai, keyakinan, norma, dan
preferensi yang dapat memengaruhi minat dan pandangan terhadap pendidikan.
Ancaman ini dapat mencakup: (1) Pergeseran nilai, Jika masyarakat mengalami
perubahan dalam nilai nilai tradisional, minat terhadap pendidikan mungkin
menurun. (2) Pergeseran preferensi pendidikan, Jika masyarakat lebih tertarik
pada pendidikan sekuler atau non-agama, lembaga pendidikan dapat menghadapi
penurunan jumlah siswa (3) Perubahan dalam pola 15 migrasi, Migrasi masyarakat
dari wilayah perkotaan ke pedesaan atau sebaliknya dapat memengaruhi permintaan
terhadap jenis Pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan Analisis SWOT merupakan alat penting dalam manajemen strategik yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan atau lembaga pendidikan. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi faktor internal (strengths dan weaknesses) dan faktor eksternal (opportunities dan threats). Terdapat empat strategi utama dalam analisis SWOT, yaitu strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T, yang membantu lembaga dalam merumuskan langkah efektif untuk meningkatkan kualitas dan daya saing. Meskipun SWOT memiliki keunggulan seperti kesederhanaan, fleksibilitas, kolaborasi, dan kemudahan integrasi, analisis ini juga memiliki kekurangan, seperti adanya subjektivitas dalam penentuan faktor dan kecenderungan terlalu fokus pada aspek negatif. Meski begitu, SWOT tetap menjadi metode yang efektif untuk mengembangkan strategi organisasi atau lembaga Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Benzaghta, Mostafa Ali, and Abdulaziz
Elwalda. “SWOT Analysis Applications: An Integrative Literature Review.” Journal
of Global Business Insights 6, no. 1 (2021): 54–72.
Fajar, Nur’aini. Teknik Analisis SWOT
Pedoman Menyusun Strategi Yang Efektif & Efisien Serta Cara Mengeola
Kekuatan Dan Ancaman. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia, 2020.
Hadi, Abdul. “Konsep Analisis Swot Dalam
Peningkatan Mutu Lembaga Madrasah.” Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah
Pendidikan Dan Pengajaran 14, no. 1 (2013).
Kurniawati, Rizky, and Novi Marlena. “Analisis
SWOT Sebagai Dasar Perencanaan Strategi Pemasaran Pada Agrowisata Belimbing
Karangsari Kota Blitar.” Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia 6, no. 2
(2020): 191–203.
Mashuri, Mashuri, and Dwi Nurjannah. “Analisis
SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing.” JPS (Jurnal Perbankan
Syariah) 1, no. 1 (2020): 97–112.
Mugirotin, Mugirotin, Yuliana Yuliana,
Diah Astuty, Santian Datulayuk, and Widyatmike Gede Mulawarman. “Implementasi
Model Analisis SWOT Pada Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Samarinda.” Jurnal Ilmu Manajemen Dan Pendidikan 2, no. 1 (2022): 15–22.
Ngalifatul, Hikmah. Analisis SWOT
Pondok Pesantren Roudlotussholihin Purwosari Lampung Tengah. Lampung: UIN
Raden Intan Lampung, 2022.
Putri, Denyka Arinda, Stephanie
Ceicillia, Garfianka Annur Rizky, and Siti Ning Farida. “Implementasi Analisis
Swot (Strength, Weakness, Opportunities, And Threat) Dalam Strategi Pemasaran
Produk Pada PT Adib Global Food Supplies Surabaya.” Jurnal Bisnis Indonesia
13, no. 1 (2022).
Sitti, Maklassa and Nurbaya. Manajemen
Strategi. Makassar: PT. Nas Media Indonesia, 2023.
Sudur, Sudur, Maisah Maisah, Lukman
Hakim, Husin Husin, and Asrulla Asrulla. “Analisis SWOT Dan Pemetaan Strategi
Lembaga Pendidikan Agama Islam.” Innovative: Journal Of Social Science
Research 4, no. 3 (2024): 16233–51.
Wahid, Bashori. Produk Kreatif Dan
Kewirausahaan Otomatisasi Dan Data Kelola Perkantoran. Jakarta: PT.
Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2021.
Wiswasta, Igna, Igna Agung, and Made
Tamba. Analisis SWOT. Denpasar: Universitas Mahasaraswati Press, 2018.
[1] Igna
Wiswasta, Igna Agung, and Made Tamba, Analisis
SWOT (Denpasar: Universitas Mahasaraswati Press, 2018), 67.
[2] Mostafa
Ali Benzaghta and Abdulaziz Elwalda, “SWOT Analysis Applications: An
Integrative Literature Review,” Journal
of Global Business Insights 6, no. 1 (2021): 54–72.
[3] Maklassa
and Nurbaya Sitti, Manajemen Strategi
(Makassar: PT. Nas Media Indonesia, 2023), 239.
[4] Denyka
Arinda Putri et al., “Implementasi Analisis Swot (Strength, Weakness,
Opportunities, And Threat) Dalam Strategi Pemasaran Produk Pada PT Adib Global
Food Supplies Surabaya,” Jurnal Bisnis
Indonesia 13, no. 1 (2022).
[5] Abdul
Hadi, “Konsep Analisis Swot Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Madrasah,” Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah
Pendidikan Dan Pengajaran 14, no. 1 (2013).
[6] Mugirotin
Mugirotin et al., “Implementasi Model Analisis SWOT Pada Lembaga Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Samarinda,” Jurnal Ilmu Manajemen Dan Pendidikan 2, no. 1 (2022): 15–22.
[7] Bashori
Wahid, Produk Kreatif Dan Kewirausahaan
Otomatisasi Dan Data Kelola Perkantoran (Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana
Indonesia, 2021), 328.
[8] Rizky
Kurniawati and Novi Marlena, “Analisis SWOT Sebagai Dasar Perencanaan Strategi
Pemasaran Pada Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar,” Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia 6,
no. 2 (2020): 191–203.
[9] Nur’aini
Fajar, Teknik Analisis SWOT Pedoman
Menyusun Strategi Yang Efektif & Efisien Serta Cara Mengeola Kekuatan Dan
Ancaman (Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia, 2020), 173.
[10] Mashuri
Mashuri and Dwi Nurjannah, “Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan Daya
Saing,” JPS (Jurnal Perbankan Syariah)
1, no. 1 (2020): 97–112.
[11] Hikmah
Ngalifatul, Analisis SWOT Pondok
Pesantren Roudlotussholihin Purwosari Lampung Tengah (Lampung: UIN Raden
Intan Lampung, 2022), 67.
[12] Sudur
Sudur et al., “Analisis SWOT Dan Pemetaan Strategi Lembaga Pendidikan Agama
Islam,” Innovative: Journal Of Social
Science Research 4, no. 3 (2024): 16233–51.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar