Rabu, 10 Desember 2025

Kedudukan dan Peranan Guru di Sekolah dan dalam Masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam sosiologi termasuk unsur-unsur bahan baku dalam sisitem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi peranan diartikan sebagai sisitem sosial adalah pola-pola yang mengatur hungungan timbal balik antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya dan tingkah laku individu-individu tersebut. Dalam hubungan timbal balik tersebut, menurutnya bahwa kedudukan dan peranan indidvidu mempunyai arti penting karena langgengnya masyarakat bergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan indidvidu termaksud.

Peranan guru di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakaang sampai yang paling maju, sangat penting. Guru merupakan pembentuk pembentuk utama calon warga masyarakat. Kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru itu berjumlah terwujud dalam usaha mereka untuk membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

Guru memegang kedudukan dan peranan yang strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut kedudukan dan peranan guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang daari dimensi pembelajaran peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan, sekalipun tekhnologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran tersebut. Maka dari itu, sejalan dengan hakikat dan makna yang teerkandung dalam topik teersebut, masalah pokok yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kedudukan dan peranan guru disekolah dan dalam masyarakat.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu definisi kedudukan dan peranan?

2.      Apa kedudukan dan peranan guru disekolah dan dalam masyrakat?

C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui definisi kedudukan dan peranan.

2.      Untuk mengetahui kedudukan dan peranan guru disekolah dan dalam masyrakat.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi Kedudukan dan Peranan

1.      Kedudukan

Kedudakan dijadikan dua definisi yaitu kedudukan (status) dan kedudukan sosial (social status).[1] Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Maka, untuk lebih mudah mendapatkannya.

Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.[2] Oleh karena itu, seseorang bisa memiliki beberapa kedudukan sebab seseorang biasanya ikut serta dalam berbagaai pola kehidupan. Kedudukan dalam kehidupan sosial di masyarakat pada umumnya, antara lain ada dua macam yaitu:

a.       Ascribed-Status

Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan juga, seperti seseorang kasta Brahmana di India memperoleh kedudukan demikian karena orang tuanya tergolong kedalam kasta bersangkutan. Ascribed-status juga tidak hanya dijumpai pada masyarakat berada dalam sistem lapisan sosial yang tertutup melainkan juga lapisan sosial yang terbuka. Misalnya, kedudukan laki-laki dalam satu keluarga, kedudukannya berbeda dengan kedudukan istri dan anak-anaknya.

b.      Achived-Status

Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja bergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar peserta serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Apabila tidak, tidak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan tercapai olehnya. Kedudukan seseorang atau kedudukan yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu yang dalam sosiologi dinamakan prestise-simbol (status-syimbol). Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya yang telah institutionalized bahkan internalized. Misalnya, cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memilih tempat tinggal, cara dan corak menghiasi rumah kediaman dan seterusnya.

2.      Peranan

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan status adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan, karena yang satu bergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tidak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti.[3] Setiap orang memiliki bermacam macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan- kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang dalam lingkungan sosialnya. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.[4]

Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki agar seorang laki-laki apabila berjalan dengan seorang perempuan harus di sebelah luar.[5]

Peranan melekat pada diri seorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang yang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin menyangkut pada tiga hal, sebagai berikut:[6]

a.       Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b.      Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c.       Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial Masyarakat.

B.     Kedudukan dan Peranan Guru di Sekolah dan dalam Masyarakat

1.      Kedudukan dan Peranan Guru di Sekolah

Guru adalah sebagai orang yang mendapat tugas dari institusi atau lembaga resmi pengelola pendidikan dan tenaga kependidikan, dalam rangka untuk menjalankan tugas resmi sebagai guru dan pendidik di sekolah. Tugas tersebut diberikan pemerintah dengan surat keputusan, disertai konsekuensi logis berupa aturan-aturan yang melekat.

Kedudukan dan peranan guru tidak hanya sebagai orang yang bertugas memberi ilmu. Guru juga merupakan figur penting yang menjadi wakil dari orang tua siswa yang diharapkan memberi teladan yang baik di sekolah. Apalagi kedudukan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah bukan sekadar objek, tetapi sebagai subjek pembelajaran. Jadi, guru tidak hanya dituntut mampu menguasai ilmu pengetahuan, tetapi dituntut pula mampu bersikap dengan perilaku sosial yang mulia. Kemuliaan dan ketidakmuliaan seorang guru dapat menentukan kualitas kedudukan guru di mata siswa juga bagi lembaga tempat ia menjalankan tugas.

Dalam proses interaksi sosial, guru dapat mengelolanya dengan metode, media, strategi, dan taktik pembelajaran yang dikemas secara sistematis dalam suatu model pembelajaran. Melalui proses dan penerapan instrumen pembelajaran itulah guru berkedudukan dan berperan sebagai organisator, motivator, dan mediator serta inspirator bahkan sebagai inovator terhadap proses dan tujuan pembelajaran. Secara alamiah, cepat atau lambat melalui interaksi sosial antara kedudukan guru sebagai pengajar dan pendidik terhadap siswa sebagai peserta didik di sekolah, dapat membentuk karakter dan tipikal individual siswa dalam penerimaan dan pengelolaan materi ajar dari guru. Realita sosial tersebut akan berlangsung secara dinamis dalam dinamika sosial pendidikan. Disinilah bahwa kedudukan dan peranan guru di sekolah menjadi penentu keberhasilan siswa dalam penerimaan ilmu dan pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu yang diterimanya dari guru.

Dinamika sosial akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang hidup manusia. Demikian pula dalam proses pembelajaran di sekolah, sebab proses pembelajaran merupakan proses di mana guru dan siswa terlibat interaks sosial. Interaksi sosial terjadi melalui kontak dan komunikasi antarindivid, atau antaranggota kelompok sehingga mengarah kepada kemungkinan terbentuknya jalinan kerja sama, persaingan atau pertentangan. Dalam ha tersebut, fungsi kedudukan dan peranan guru di sekolah bisa direalisasikan melalui tugas guru sebagai pengelola (manager) pengajaran dan pendidikan Dengan fungsinya itu guru dapat menganalisis proses interaksi sosial, dan menyikapinya dengan respons pemikiran, sikap dan tindakan positif bahwa proses dinamika sosial pasti terjadi, yang bisa diarahkan melalui interaksi sosial sehingga terbentuk kerja sama yang baik dan persaingan yang baik Apabila kemudian interaksi sosial tersebut mengarah kepada pertentangan akibat perbedaan pemahaman, maka peran guru adalah mengelola interaksi itu secara konstruktif, dengan tujuan agar menjadikan perbedaan sebagai khazanah dan pemacu terciptanya persaingan yang sehat di antara siswa sebab adanya persaingan di antara para siswa akan memacu keinginan siswa berlomba untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah lebih baik.

2.      Kedudukan dan Peranan Guru dalam Masyarakat

Mengingat kedudukan dan peranan guru tidak terbatas hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik, maka guru memiliki tugas yang tidak ringan, yaitu selama 24 jam untuk tetap menjadi teladan. Keteladanan seorang guru tidak hanya bagi para siswa sebagai peserta didik bahkan bagi para orang tua siswa termasuk bagi orang orang di sekitar siswa. Oleh karena itu, guru sering disebut sebagai tokoh penting dalam masyarakat (public figure) yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan sosial masyarakat sehingga guru dikenal juga sebagai agent of change karena kedudukan dan peranannya sebagai tokoh perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Dengan demikian, kedudukan dan peranan guru tersebut tidak hanya di sekolah, tetapi di dalam kehidupan sosial masyarakat tempat guru itu bertempat tinggal.

Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. R.M. Mac. Iver dan Charles H. Page mengartikan masyarakat sebagai suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antarberbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.[7] Adapun Ralph Linton menganggap masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas batas yang dirumuskan dengan jelas.[8]

Sebagai sebuah kelompok manusia, masyarakat dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang senantiasa dinamis dan terus berkembang. Oleh karena itu, anggota masyarakat dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan tersebut secara dinamis dan fleksibel pula. Tanpa kemampuan, masyarakat mungkin tidak dapat mengatasi masalah-masalah mereka. Melalui pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat, masyarakat akan mendapatkan ilmu, kebudayaan, dan watak di mana mereka akan dapat bertahan hidup dan memperbaiki kehidupannya.

Pendidikan dapat diartikan sebagai proses transfer ilmu pengetahuan, kebudayaan, peradaban, dan watak dari generasi terdahulu kepada generas berikutnya, dengan tujuan agar generasi baru tersebut dapat melanjutkan, memperbaiki, dan mengembangkan segala sesuatu yang pernah dirintis oleh generasi terdahulu. Bagi anggota masyarakat memperoleh pendidikan merupakan suatu keharusan karena dengan pendidikan mereka dapat meningkatkan status sosial dan ekonomi mereka. Dengan demikian, pendidikan memiliki peran dan fungsi yang sangat urgen bagi kemajuan dan perkembangan masyarakat.

Menurut Jeanne H. Ballantine, fungsi pendidikan dalam masyarakat ada 4 yaitu:

a.       Socialization learning to be productive members of society and the passing on of culture.

b.      Selecting, training, and placement of individuals in society.

c.       Change and innovation.

d.      Social and personal development.

Sedangkan Merton dan Hunt membagi fungsi institusi pendidikan menjadi 2 yaitu, fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes institusi pendidikan, antara lain: mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perorangan demi kepuasan pribadi maupun bagi kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan, menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Adapun fungsi laten institusi pendidikan, antara lain adalah pemupukan keremajaan, pengurangan pengendalian orang tua, penyediaan sarana untuk pembangkangan, dan dipertahankannya sistem kelas sosial.

Oleh karena itu, guru dengan kedudukan dan peranannya sebagai pengajar dan pendidik akan dipandang oleh masyarakat sebagai seorang tokoh pendidikan yang terkadang dituntut lebih sempurna. Sering kita temukan di masyarakat bahwa guru berperan sebagai seorang penentu kebijakan dalam kegiatan rapat organisasi kemasyarakatan. Ketika ada anggota masyarakat yang mendapat kesulitan dalam kegiatan sosial, seperti dalam acara akad pernikahan, biasanya paling tidak guru akan diminta untuk bersedia menjadi master ceremonial atau menjadi tokoh sekaligus menjadi pengisi acara penerima tamu. Bahkan dapat pula ditemukan ketika ada anggota masyarakat yang membutuhkan pertolongan, misalnya ada yang sakit atau kekurangan dana, maka guru bisa diminta pendapat atau bisa juga secara langsung dan sukarela tanpa diminta akan memberi bantuan kepada anggota masyarakat.

Kedudukan dan peranan guru dengan demikian sangat berpengaruh terhadap maju dan mundurnya dinamika pembangunan manusia. Dinamika dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh dinamika sosial budaya dalam masyarakat. Dimana guru sebagai tokoh yang berperan sebagai orang yang mendidik anak-anak bangsa, maka eksistensi guru bisa dikatakan sebagai tokoh penentu dalam dinamika sosial budaya masyarakat di manapun. Tentu tidak membatasi guru yang berkedudukan dan berperan di sekolah saja.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kedudakan dijadikan dua definisi yaitu kedudukan (status) dan kedudukan sosial (sosial status). Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Kedudukan dalam kehidupan sosial di masyarakat pada umumnya, antara lain ada dua macam yaitu Ascribed Status dan Achived-Status. Sedangkan Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan status adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Kedudukan dan peranan guru di sekolah tidak hanya sebagai orang yang bertugas memberi ilmu. Guru juga merupakan figur penting yang menjadi wakil dari orang tua siswa yang diharapkan memberi teladan yang baik di sekolah. Dalam proses interaksi sosial, guru dapat mengelolanya dengan metode, media, strategi, dan taktik pembelajaran yang dikemas secara sistematis dalam suatu model pembelajaran. Melalui proses dan penerapan instrumen pembelajaran itulah guru berkedudukan dan berperan sebagai organisator, motivator, dan mediator serta inspirator bahkan sebagai inovator terhadap proses dan tujuan pembelajaran. Sedangkan keududukan dan peranan guru dalam masyarakat, guru tidak hanya bagi para siswa sebagai peserta didik bahkan bagi para orang tua siswa termasuk bagi orang-orang di sekitar siswa. Oleh karena itu, guru sering disebut sebagai tokoh penting dalam masyarakat (public figure) yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan sosial masyarakat sehingga guru dikenal juga sebagai agent of change karena kedudukan dan peranannya sebagai tokoh perubahan sosial budaya dalam masyarakat.

B.     Saran

Penulis menyadari banyak kesalahan dalam menulis makalah ini. Penulis mengharapkan paraa pembaca makalah ini dapat berkontribusi memberikan kritik, saran dan pendapatnya agar pembuatan makalah kedepannya bisa lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA


Cinoy, Ely. Society An Introduction to Sociologi. New York: Random Hause, 2000.

Linton, Ralph. The Study Of Man On Introduction. New York: Apoleton Century Crofts, 1956.

Maclver, R.M., and Charles H. Page. Society : An Introductionary Analysis. New York: Macmillan & Co. Ltd, 1961.

Soekanto, Soerjono. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta: CV Rajawali, 1982.

Waren, and Roecek. Sociology An Introduction. New Jersey: Adam & Co, 1962.

 



[1] Waren and Roecek, Sociology An Introduction (New Jersey: Adam & Co, 1962), 60.

[2] Ralph Linton, The Study Of Man On Introduction (New York: Apoleton Century Crofts, 1956), 105.

[3] Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi (Jakarta: CV Rajawali, 1982), 67.

[4] Linton, The Study Of Man On Introduction, 114.

[5] Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, 243.

[6] Ely Cinoy, Society An Introduction to Sociologi (New York: Random Hause, 2000), 31.

[7] R.M. Maclver and Charles H. Page, Society : An Introductionary Analysis (New York: Macmillan & Co. Ltd, 1961), 5.

[8] Linton, The Study Of Man On Introduction, 91.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar