PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
sosiologi termasuk unsur-unsur bahan baku dalam sisitem lapisan, dan mempunyai
arti yang penting bagi peranan diartikan sebagai sisitem sosial adalah
pola-pola yang mengatur hungungan timbal balik antar individu dalam masyarakat
dan antara individu dengan masyarakatnya dan tingkah laku individu-individu
tersebut. Dalam hubungan timbal balik tersebut, menurutnya bahwa kedudukan dan
peranan indidvidu mempunyai arti penting karena langgengnya masyarakat
bergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan indidvidu termaksud.
Peranan
guru di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakaang sampai yang paling
maju, sangat penting. Guru merupakan pembentuk pembentuk utama calon warga
masyarakat. Kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru itu
berjumlah terwujud dalam usaha mereka untuk membelajarkan dengan
pertimbangan-pertimbangan yang seksama.
Guru
memegang kedudukan dan peranan yang strategis terutama dalam upaya membentuk
watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Dari dimensi tersebut kedudukan dan peranan guru sulit digantikan oleh orang
lain. Dipandang daari dimensi pembelajaran peranan guru dalam masyarakat
Indonesia tetap dominan, sekalipun tekhnologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran tersebut. Maka dari itu, sejalan dengan hakikat dan makna
yang teerkandung dalam topik teersebut, masalah pokok yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah kedudukan dan peranan guru disekolah dan dalam masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
itu definisi kedudukan dan peranan?
2. Apa
kedudukan dan peranan guru disekolah dan dalam masyrakat?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui definisi kedudukan dan peranan.
2. Untuk
mengetahui kedudukan dan peranan guru disekolah dan dalam masyrakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kedudukan dan Peranan
1.
Kedudukan
Kedudakan dijadikan dua definisi
yaitu kedudukan (status) dan kedudukan sosial (social status).[1] Kedudukan diartikan
sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan
sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan
dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta
kewajiban-kewajibannya. Maka, untuk lebih mudah mendapatkannya.
Secara abstrak, kedudukan berarti
tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.[2] Oleh karena itu, seseorang
bisa memiliki beberapa kedudukan sebab seseorang biasanya ikut serta dalam
berbagaai pola kehidupan. Kedudukan dalam kehidupan sosial di masyarakat pada
umumnya, antara lain ada dua macam yaitu:
a.
Ascribed-Status
Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut
diperoleh karena kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan juga,
seperti seseorang kasta Brahmana di India memperoleh kedudukan demikian karena
orang tuanya tergolong kedalam kasta bersangkutan. Ascribed-status juga
tidak hanya dijumpai pada masyarakat berada dalam sistem lapisan sosial yang
tertutup melainkan juga lapisan sosial yang terbuka. Misalnya, kedudukan
laki-laki dalam satu keluarga, kedudukannya berbeda dengan kedudukan istri dan
anak-anaknya.
b.
Achived-Status
Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja
bergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar peserta serta mencapai
tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi
persyaratan tertentu. Apabila tidak, tidak mungkin kedudukan sebagai hakim
tersebut akan tercapai olehnya. Kedudukan seseorang atau kedudukan yang melekat
padanya dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu
yang dalam sosiologi dinamakan prestise-simbol (status-syimbol).
Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya yang telah institutionalized
bahkan internalized. Misalnya, cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi
waktu senggang, memilih tempat tinggal, cara dan corak menghiasi rumah kediaman
dan seterusnya.
2.
Peranan
Peranan (role) merupakan aspek
dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara
kedudukan dengan status adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak
dapat dipisahkan, karena yang satu bergantung pada yang lain dan sebaliknya.
Tidak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana
halnya dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti.[3] Setiap orang memiliki
bermacam macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu
sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan- kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat
kepadanya. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang
dalam lingkungan sosialnya. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas
tertentu dapat meramalkan perbuatan perbuatan orang lain. Orang yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku
orang-orang sekelompoknya.[4]
Hubungan-hubungan sosial yang ada
dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan individu dalam masyarakat.
Peranan diatur oleh norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendaki
agar seorang laki-laki apabila berjalan dengan seorang perempuan harus di
sebelah luar.[5]
Peranan melekat pada diri seorang
harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang
dalam masyarakat (social position) merupakan unsur statis yang
menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak
menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi,
seseorang yang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu
peranan. Peranan mungkin menyangkut pada tiga hal, sebagai berikut:[6]
a.
Peranan meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam
arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan.
b.
Peranan adalah suatu konsep tentang apa
yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c.
Peranan juga dapat dikatakan sebagai
perilaku individu yang penting bagi struktur sosial Masyarakat.
B. Kedudukan
dan Peranan Guru di Sekolah dan dalam Masyarakat
1.
Kedudukan dan Peranan Guru di Sekolah
Guru adalah sebagai orang yang
mendapat tugas dari institusi atau lembaga resmi pengelola pendidikan dan
tenaga kependidikan, dalam rangka untuk menjalankan tugas resmi sebagai guru
dan pendidik di sekolah. Tugas tersebut diberikan pemerintah dengan surat
keputusan, disertai konsekuensi logis berupa aturan-aturan yang melekat.
Kedudukan dan peranan guru tidak
hanya sebagai orang yang bertugas memberi ilmu. Guru juga merupakan figur
penting yang menjadi wakil dari orang tua siswa yang diharapkan memberi teladan
yang baik di sekolah. Apalagi kedudukan siswa dalam proses pembelajaran di
sekolah bukan sekadar objek, tetapi sebagai subjek pembelajaran. Jadi, guru
tidak hanya dituntut mampu menguasai ilmu pengetahuan, tetapi dituntut pula
mampu bersikap dengan perilaku sosial yang mulia. Kemuliaan dan ketidakmuliaan
seorang guru dapat menentukan kualitas kedudukan guru di mata siswa juga bagi
lembaga tempat ia menjalankan tugas.
Dalam proses interaksi sosial, guru
dapat mengelolanya dengan metode, media, strategi, dan taktik pembelajaran yang
dikemas secara sistematis dalam suatu model pembelajaran. Melalui proses dan
penerapan instrumen pembelajaran itulah guru berkedudukan dan berperan sebagai
organisator, motivator, dan mediator serta inspirator bahkan sebagai inovator
terhadap proses dan tujuan pembelajaran. Secara alamiah, cepat atau lambat
melalui interaksi sosial antara kedudukan guru sebagai pengajar dan pendidik
terhadap siswa sebagai peserta didik di sekolah, dapat membentuk karakter dan
tipikal individual siswa dalam penerimaan dan pengelolaan materi ajar dari
guru. Realita sosial tersebut akan berlangsung secara dinamis dalam dinamika
sosial pendidikan. Disinilah bahwa kedudukan dan peranan guru di sekolah
menjadi penentu keberhasilan siswa dalam penerimaan ilmu dan pemahaman
nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu yang diterimanya dari guru.
Dinamika sosial akan berlangsung
secara berkesinambungan sepanjang hidup manusia. Demikian pula dalam proses
pembelajaran di sekolah, sebab proses pembelajaran merupakan proses di mana
guru dan siswa terlibat interaks sosial. Interaksi sosial terjadi melalui
kontak dan komunikasi antarindivid, atau antaranggota kelompok sehingga
mengarah kepada kemungkinan terbentuknya jalinan kerja sama, persaingan atau
pertentangan. Dalam ha tersebut, fungsi kedudukan dan peranan guru di sekolah
bisa direalisasikan melalui tugas guru sebagai pengelola (manager)
pengajaran dan pendidikan Dengan fungsinya itu guru dapat menganalisis proses
interaksi sosial, dan menyikapinya dengan respons pemikiran, sikap dan tindakan
positif bahwa proses dinamika sosial pasti terjadi, yang bisa diarahkan melalui
interaksi sosial sehingga terbentuk kerja sama yang baik dan persaingan yang
baik Apabila kemudian interaksi sosial tersebut mengarah kepada pertentangan
akibat perbedaan pemahaman, maka peran guru adalah mengelola interaksi itu
secara konstruktif, dengan tujuan agar menjadikan perbedaan sebagai khazanah
dan pemacu terciptanya persaingan yang sehat di antara siswa sebab adanya
persaingan di antara para siswa akan memacu keinginan siswa berlomba untuk
mencapai tujuan pembelajaran di sekolah lebih baik.
2.
Kedudukan dan Peranan Guru dalam
Masyarakat
Mengingat kedudukan dan peranan guru
tidak terbatas hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik, maka guru
memiliki tugas yang tidak ringan, yaitu selama 24 jam untuk tetap menjadi
teladan. Keteladanan seorang guru tidak hanya bagi para siswa sebagai peserta
didik bahkan bagi para orang tua siswa termasuk bagi orang orang di sekitar
siswa. Oleh karena itu, guru sering disebut sebagai tokoh penting dalam
masyarakat (public figure) yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan
sosial masyarakat sehingga guru dikenal juga sebagai agent of change
karena kedudukan dan peranannya sebagai tokoh perubahan sosial budaya dalam
masyarakat. Dengan demikian, kedudukan dan peranan guru tersebut tidak hanya di
sekolah, tetapi di dalam kehidupan sosial masyarakat tempat guru itu bertempat
tinggal.
Masyarakat dapat diartikan sebagai
kumpulan orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. R.M. Mac.
Iver dan Charles H. Page mengartikan masyarakat sebagai suatu sistem dari
kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antarberbagai kelompok
dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan
manusia.[7] Adapun Ralph Linton
menganggap masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja
sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas batas yang dirumuskan dengan
jelas.[8]
Sebagai sebuah kelompok manusia,
masyarakat dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang senantiasa dinamis
dan terus berkembang. Oleh karena itu, anggota masyarakat dituntut untuk mampu
mengatasi segala permasalahan tersebut secara dinamis dan fleksibel pula. Tanpa
kemampuan, masyarakat mungkin tidak dapat mengatasi masalah-masalah mereka.
Melalui pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat, masyarakat akan
mendapatkan ilmu, kebudayaan, dan watak di mana mereka akan dapat bertahan
hidup dan memperbaiki kehidupannya.
Pendidikan dapat diartikan sebagai
proses transfer ilmu pengetahuan, kebudayaan, peradaban, dan watak dari
generasi terdahulu kepada generas berikutnya, dengan tujuan agar generasi baru
tersebut dapat melanjutkan, memperbaiki, dan mengembangkan segala sesuatu yang
pernah dirintis oleh generasi terdahulu. Bagi anggota masyarakat memperoleh
pendidikan merupakan suatu keharusan karena dengan pendidikan mereka dapat
meningkatkan status sosial dan ekonomi mereka. Dengan demikian, pendidikan
memiliki peran dan fungsi yang sangat urgen bagi kemajuan dan perkembangan
masyarakat.
Menurut Jeanne H. Ballantine, fungsi
pendidikan dalam masyarakat ada 4 yaitu:
a. Socialization
learning to be productive members of society and the passing on of culture.
b. Selecting,
training, and placement of individuals in society.
c. Change
and innovation.
d. Social
and personal development.
Sedangkan
Merton dan Hunt membagi fungsi institusi pendidikan menjadi 2 yaitu, fungsi
manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes institusi pendidikan, antara lain:
mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat
perorangan demi kepuasan pribadi maupun bagi kepentingan masyarakat,
melestarikan kebudayaan, menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi
dalam demokrasi. Adapun fungsi laten institusi pendidikan, antara lain adalah
pemupukan keremajaan, pengurangan pengendalian orang tua, penyediaan sarana
untuk pembangkangan, dan dipertahankannya sistem kelas sosial.
Oleh
karena itu, guru dengan kedudukan dan peranannya sebagai pengajar dan pendidik
akan dipandang oleh masyarakat sebagai seorang tokoh pendidikan yang terkadang
dituntut lebih sempurna. Sering kita temukan di masyarakat bahwa guru berperan
sebagai seorang penentu kebijakan dalam kegiatan rapat organisasi
kemasyarakatan. Ketika ada anggota masyarakat yang mendapat kesulitan dalam
kegiatan sosial, seperti dalam acara akad pernikahan, biasanya paling tidak
guru akan diminta untuk bersedia menjadi master ceremonial atau menjadi tokoh
sekaligus menjadi pengisi acara penerima tamu. Bahkan dapat pula ditemukan
ketika ada anggota masyarakat yang membutuhkan pertolongan, misalnya ada yang
sakit atau kekurangan dana, maka guru bisa diminta pendapat atau bisa juga secara
langsung dan sukarela tanpa diminta akan memberi bantuan kepada anggota
masyarakat.
Kedudukan
dan peranan guru dengan demikian sangat berpengaruh terhadap maju dan mundurnya
dinamika pembangunan manusia. Dinamika dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh
dinamika sosial budaya dalam masyarakat. Dimana guru sebagai tokoh yang
berperan sebagai orang yang mendidik anak-anak bangsa, maka eksistensi guru
bisa dikatakan sebagai tokoh penentu dalam dinamika sosial budaya masyarakat di
manapun. Tentu tidak membatasi guru yang berkedudukan dan berperan di sekolah
saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedudakan
dijadikan dua definisi yaitu kedudukan (status) dan kedudukan sosial (sosial
status). Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola
tertentu. Kedudukan dalam kehidupan sosial di masyarakat pada umumnya, antara
lain ada dua macam yaitu Ascribed Status dan Achived-Status.
Sedangkan Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya
maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan status
adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Kedudukan
dan peranan guru di sekolah tidak hanya sebagai orang yang bertugas memberi
ilmu. Guru juga merupakan figur penting yang menjadi wakil dari orang tua siswa
yang diharapkan memberi teladan yang baik di sekolah. Dalam proses interaksi
sosial, guru dapat mengelolanya dengan metode, media, strategi, dan taktik
pembelajaran yang dikemas secara sistematis dalam suatu model pembelajaran.
Melalui proses dan penerapan instrumen pembelajaran itulah guru berkedudukan
dan berperan sebagai organisator, motivator, dan mediator serta inspirator
bahkan sebagai inovator terhadap proses dan tujuan pembelajaran. Sedangkan
keududukan dan peranan guru dalam masyarakat, guru tidak hanya bagi para siswa
sebagai peserta didik bahkan bagi para orang tua siswa termasuk bagi
orang-orang di sekitar siswa. Oleh karena itu, guru sering disebut sebagai
tokoh penting dalam masyarakat (public figure) yang berpengaruh terhadap
dinamika kehidupan sosial masyarakat sehingga guru dikenal juga sebagai agent
of change karena kedudukan dan peranannya sebagai tokoh perubahan sosial
budaya dalam masyarakat.
B. Saran
Penulis
menyadari banyak kesalahan dalam menulis makalah ini. Penulis mengharapkan
paraa pembaca makalah ini dapat berkontribusi memberikan kritik, saran dan
pendapatnya agar pembuatan makalah kedepannya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cinoy, Ely. Society An Introduction
to Sociologi. New York: Random Hause, 2000.
Linton, Ralph. The Study Of Man On
Introduction. New York: Apoleton Century Crofts, 1956.
Maclver, R.M., and Charles H. Page. Society :
An Introductionary Analysis. New York: Macmillan & Co. Ltd, 1961.
Soekanto, Soerjono. Memperkenalkan
Sosiologi. Jakarta: CV Rajawali, 1982.
Waren, and Roecek. Sociology An
Introduction. New Jersey: Adam & Co, 1962.
[1] Waren
and Roecek, Sociology An Introduction
(New Jersey: Adam & Co, 1962), 60.
[2] Ralph
Linton, The Study Of Man On Introduction
(New York: Apoleton Century Crofts, 1956), 105.
[3] Soerjono
Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi
(Jakarta: CV Rajawali, 1982), 67.
[4] Linton,
The Study Of Man On Introduction,
114.
[5] Soekanto,
Memperkenalkan Sosiologi, 243.
[6] Ely
Cinoy, Society An Introduction to
Sociologi (New York: Random Hause, 2000), 31.
[7] R.M.
Maclver and Charles H. Page, Society : An
Introductionary Analysis (New York: Macmillan & Co. Ltd, 1961), 5.
[8] Linton,
The Study Of Man On Introduction, 91.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar